Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Mei 2012

Berdakwah dengan Hati, Tazkiyatun Nafs



Menjadi fenomena banyaknya para da’i yang  berguguran di jalan dakwah ini lantaran niat awal yang kurang lurus serta kurang siapnya da’i merespon perkembangan yang ada. Dan da’i harus kembali pada asholah dakwah (orisinalitas dakwah), antara lain ikhlas, cinta , sungguh-sungguh dan sabar. 
Saat dakwah para da’i, entah di ranah pendidikan maupun masyarakat berlandaskan niat ikhlas yang lurus, ditopang dengan cinta karena Allah SWT, diiringi kesungguhan sikap dan disertai kesabaran atas persoalan-persoalan dakwah maka Islam pun akan tegak di bumi Allah ini. Semoga bekal dakwah ini menjadi pedoman para pendidik dalam memberikan pelayanan pendidikan Islami.

Energi Taubat, Taskiyatun Nafs


 
  
Pensucian jiwa menurut ulama Salafushshalih yaitu pembinaan, perbaikan, dan penjagaan kondisi hati. Ibarat pisau bermata dua ; Bisa menjadi organ tubuh yang paling taat, atau menjadi yang paling bermaksiat, mendorong pemiliknya untuk mengorbankan jiwa dan raga, atau membujuknya menjadi pecundang, memotivasi kekerasan tanpa belas atau pengabdian tanpa batas. 

Dan bisa menentukan hitam putihnya akhlak seseorang. Bisa juga menjadi barometer “keberesan” seluruh anggota badan. Oleh sebab itu, perbaikan dan penjagaan kondisi hati merupakan kebutuhan tak terelakan.

Manfaat taubat, seperti yang dikatakan Ibnu Qudamah : “Bertaubat wajib dilakukan terus menerus, karena manusia tidak pernah terbebas dari kemaksiatan. Bila bisa terhindar dari kemaksiatan anggota badan maka manusia tidak lepas dari kemaksiatan hatinya dan kalau bisa terhindar dari kemaksiatan hati, manusia tidak terlepas dari kelalaian dan keterbatasan mengetahui sifat dan perbuatan Allah Ta'ala".