Ujian sekolah (UN) telah selesai. Perjuangan panjang yang
mendebarkanpun telah usai. Pendaftaran siswa baru kini sudah dimulai. kalau kemarin para siswa yang resah, kini giliran orang tua yang merasa gelisah.
Bisakah anak mereka
diterima di sekolah yang mereka inginkan? Pertanyaan ini yang menjadikan
kecemasan orang tua terlihat nyata. Ada yang cemas karena nilai ujian
sang anak jauh dibawah standard yang ditetapkan pihak sekolah. Ada pula yang
cemas meskipun nilai ujian sudah memenuhi persyaratan, namun mereka khawatir
tidak diterima karena ulah beberapa orang tua siswa dibantu oknum sekolah yang
sengaja mengatrol nilai ijazah dengan nilai rupiah.
Masuk sekolah favorit
adalah keinginan setiap anak dan juga orang tua. Namun standard nilai minimum
yang ditetapkan pihak sekolah kerap menjadi kendala. Bagi yang nilai ujiannya
rendah harus rela menerima kenyataan pahit dan segera mencari sekolah lain, itu
seharusnya. Tapi ada juga anak atau orang tua yang memaksakan
kehendaknya agar bisa diterima dengan berbagai cara. Menyuap oknum sekolah
adalah salah satunya. Jangan lakukan cara curang seperti ini. Berapa banyak orang dirugikan dengan adanya praktik suap
menyuap semacam ini. Siswa yang berprestasi harus tergeser karena jatah
kursinya sudah dibeli.
Memilih sekolah
hendaknya tidak hanya melihat pada status negeri atau swasta saja, juga bukan
hanya menjadikan kemegahan gedung dan kelengkapan fasilitas sebagai tolak
ukurnya. Jauh lebih penting adalah memilih sekolah yang benar-benar memberikan
lingkungan dan pendidikan seperti yang orang tua inginkan. Orang tua ingin anak-anak tumbuh menjadi anak yang taqwa,
cerdas dan terampil sesuai dengan slogan pendidikan di Indonesia. Kalau seperti ini, seharusnya orang tua mencarikan sekolah
yang selain memberikan pelajaran umum juga memberikan pelajaran agama dalam
prosentase yang lebih besar.
Sekarang ini sudah banyak berdiri sekolah-sekolah
Islam terpadu atapun juga madrasah-madrasah yang dikelola secara modern dengan
fasilitas-fasilitas yang tak kalah lengkap dibandingkan sekolah favorit pada
umumnya. Bahkan, sekolah-sekolah seperti ini memiliki nilai plus karena
disamping pelajaran umum yang diberikan, juga porsi pelajaran agama diberikan
dalam jumlah yang lebih besar.
Sekolah mana yang akan
dipilih? Kembalikan pada tujuan awal bahwa menyekolahkan anak adalah agar anak
tumbuh menjadi generasi yang taqwa, cerdas dan terampil. Pilihlah sekolah yang
memberikan perhatian lebih pada agama dan akhlak anak didiknya. Jangan asal
favorit, jangan asal berfasilitas komplit, jangan asal
terlihat elit. Taqwa itu yang utama. Kecerdasan dan ketrampilan yang dilandasi
ketaqwaan akan membawa kemaslahatan. Sebaliknya, kecerdasan dan ketrampilan
tanpa dilandasi ketaqwaan, akan mendatangkan kemudharatan. Ketaqwaan tanpa
disertai kecerdasan akan menjadi sesat. Tak akan bernilai apabila sesuatu
termasuk ibadah dilakukan tanpa ilmu. Ketaqwaan dan kecerdasan akan mandul dan
sekedar menjadi teori tanpa memiliki ketrampilan untuk mengamalkannya.
Pastikan anak-anak
kita masuk ke sekolah yang bisa melahirkan generas-generasi yang membanggakan.
Ya taqwa, ya cerdas, ya terampil. Karena dengan taqwa, cerdas dan terampil,
kesuksesan dunia dan akhirat tak lagi mustahil. Insya Allah.